Kemajuan Perangkat Lunak : Orang Yang Sangat Berpengaruh

Kemajuan Perangkat Lunak – Al-Khawarizmi mempunyai nama lengkap Muhammad ibn Musa Al Khwarizmi, sedangkan di negara-negara barat Al Khawarizmi dikenali dengan istilah Al Goritmi, Al Gorismi, Al Cowarizmi, dan istilah dengan ejaan yang yang lain. Al Khawarizmi lahir sekitar tahun (194 H/780 M)  di Khawarizm bila sekarang daerah kelahirannya diketahui dengan kota Khiva di Uzbekistan dan wafat di Baghdad (266 H/850 M). Keluarga beliau merupakan turunan Persia yang sudah menetap di Khawarizm, tetapi dari beberapa catatan sejarah dikenali bahwa dia dikala kecil pindah bersama keluarganya ke selatan kota Baghdad, sehingga di sinilah dia meniti karirnya selaku seorang matematikawan.

Buku pertamanya, Al Kitaab al muhtasar fii hisaab al jabr wa’l muqabaala (Kompendium wacana Hitung Aljabar dan Persamaan, tahun 825 M), yaitu buku pertama yang membahas penyelesaian sistematik dari persamaan linear dan persamaan kuadrat. Sehingga ia disebut selaku  Bapak Aljabar. Al-Khwārizmī juga berperan penting dalam memperkenalkan angka Arab lewat karya Kitāb al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb al-Hind yang kelak diadopsi sebagai angka patokan yang digunakan di banyak sekali bahasa serta kemudian diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada periode ke-12. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik melaksanakan tulisan-gesekan pena wacana astronomi dan astrologi.

Al Khawarizmi dalam Bidang Komputer

Ilmu wawasan matematika intinya sungguh berperan dalam pengembangan komputer dan teknologi dari dahulu hingga sekarang dan peran itu tidaklah sedikit melainkan sangatlah besar, dan itu tak terlepas dari kiprah Al Khawarizmi di dalamnya. Kendati demikian tetapi sedikit yang mengenang jasa dari Al Khawarizmi. 

Algoritma tidak bisa terlepas dan selalu berdampingan dengan kemajuan teknologi yang ketika ini makin maju. Bahkan untuk teknologi kecerdasan produksi sekalipun tak bisa berakal tanpa tata cara algoritma dalam pemrogramannya.

Menurut David Berlinski dalam bukunya yang berjudul “The Advent of the Algorithm: The Idea that Rules the World” memberikan dua pemikiran terbentang gemerlap di atas beludru, yang pertama yakni kalkulus, yang kedua, algoritma. Kalkulus yakni pemikiran yang memungkinkan sains terbaru menjadi mungkin. Algoritma yaitu ide ihwal mekanisme yang efektif yang memungkinkan dunia modern menjadi mungkin.

Di samping algoritma, salah satu tunjangan yang dilaksanakan oleh Al Khawarizmi yang cukup besar untuk perkembangan bidang komputer yaitu memperkenalkan angka 0 dalam tata cara penomoran Arab, yang nantinya diadaptasi pada bidang komputer. Angka nol sendiri merupakan bab yang ada dalam aba-aba biner dan merupakan dasar dari pembentukan program komputer.

Angka nol sendiri digunakan kembali oleh George Boole spesialis matematika dan logika asal Inggris untuk merumuskan Aljabar Boolean. Bahkan aljabar sendiri ialah salah satu rancangan yang ditemukan oleh Al Khawarizmi. Aljabar boolean 

memiliki peran penting dalam evolusi digital untuk mewakili bentuk-bentuk logis dan silogisme dengan simbol-simbol aljabar dan nalar lewat formula yang beroperasi pada 0 dan 1. 

Algoritma, Yang Membuat Facebook Tercipta


Penemu facebook yakni Mark Zuckerberg, Pria kelahiran New York ini pernah memperlihatkan cuitan yang mengakibatkan dirinya berhasil. Mark berkata “Saya heran ada orang-orang yang terlalu mengidolakan saya. Padahal saya sungguh mengidolakan ilmuan muslim Al-Khawarizmi. Karena tanpa ada algoritma dan aljabar, maka jangan pernah berimajinasi ada Facebook, Whatsapp bahkan komputer. Kalian sebaiknya bangga menjadi seorang muslim,” Dalam cuitan Mark Zukerberg tersebut ada seorang ilmuwan muslim yang berjasa besar dalam lahirnya teknologi kini ini, Dia ialah Al-Khawariz. Eropa baru mengenalnya pada tahun 1140 M atas jasa Robert Chester yang menerjemahkan kedalama bahasa Latin dengan judul ”Liber Algebras et Almucabola”. Sampai dikala ini, tata cara Al-Khawarizmi masih tetap dipakai, yang dalam bahasa Inggris diketahui dengan Algorism (urutan logis pengambilan putusan untuk pemecah persoalan).

Mengapa Algoritma menjadi penting? Ini alasannya angka-angka Romawi, yang digunakan oleh bangsa-bangsa Eropa waktu itu tidak punya angka nol, jadi tidak mampu digunakan untuk angka-angka persepuluhan atau angka-angka di belakang koma. Angka Romawi juga tidak mungkin dilakukan penjumlahan dari atas ke bawah, dan hanya mampu dilaksanakan dengan cara Algoritma. Selain itu, Al-Khawarizmi juga yang mengenalkan rancangan Trigonometri yang berisikan sinus (sin), cosinus (cos), tangens ( tan), cotangens (cot), secan (sec) dan cosecan (cosec). 

Trigonometri merupakan nilai perbandingan yang didefinisikan pada koordinat segitiga siku-siku. Dia juga mendapatkan rumus untuk memecahkan persamaan kuadrat. Dengan temuan Algoritma kita bisa mengenal komputer, ATM, medsos bahkan sampai games yang ada di HP cendekia yang jamak digunakan oleh para penggunanya. Hanya dengan Algoritma seluruhnya terpecahkan. Peradaban Romawi Kuno, peradaban Jepang, Tiongkok, Korea, bahkan India tidak mengenal asas Algoritma itu. 

Pengakuan Mark Zuckerberg terhadap Al-Khawarizmi merupakan penghargaan terhadap ilmuwan Muslim yang satu ini. Yang hingga dikala ini ilmunya membuat kita gampang dalam berkomunikasi, berguru, walaupun dalam keadaan sesibuk apapun, karena telah ada perangkat lunak.  Tinggal kita, umat Islam, bagaimana mampu menggali nilai-nilai yang ada, untuk perkembangan kemanusiaan yang lebih baik dan lebih memiliki kegunaan lagi.

Ayo Teman Teman semangat terus untuk berguru, dan tak lupa untuk selalu ingat terhadap sang pencipta yang memperlihatkan semua yang kita harapkan terhadap kita dan jangan lupa untuk senantiasa yakin bahwa selama kita hidup tidak yang tidak mungkin kita raih dan don’t forget to always be grateful. 

Terima Kasih

Tinggalkan komentar