Apa Itu Metaverse – Hi sobat losergeek! Pernah dengar wacana metaverse yang gres-gres ini sering dibicarakan? Dunia virtual yang di mana di dalam dunia tersebut kehidupan dapat berlangsung sama persis dengan kehidupan kasatmata yang kita jalani dikala ini. Simplenya metaverse merupakan versi lain dari VR (Virtual Reality).
Sekarang bayangkan, bagaimana bila kita bisa menonton konser idola seolah sedang berada di kawasan konser tanpa harus tiba dan berdesak-desakan secara eksklusif? Bukankah itu sesuatu yang menguntungkan? Kamu tak akan mengalami letih atau sesak bahkan skenario terburuknya. Bahkan kamu tak perlu berbelanja tiket konsernya secara langsung ditempat.
Hal mirip itu mampu saja dilaksanakan di Metaverse. Tentu masih banyak yang bisa dikerjakan di Metaverse selain menonton konser. Tidak seperti VR yang sebelumnya identik untuk keperluan bermain game, dunia virtual metaverse bisa dipakai untuk keperluan yang lebih luas lagi. Katakanlah, melakukan pekerjaan , bermain, menggelar konser, menonton atau bahkan hanya jalan-jalan.
Saat kau memasuki dunia Metaverse, maka kamu akan mempunyai avatar 3d selaku representasi dari diri kau sendiri. Kerennya pengguna mampu bikin avatar sesuai keinginannya lhoo.
Menarik bukan?
Selama ini, tentang perihal VR dan augmented reality (AR) senantiasa muncul beberapa kali. Tapi semuanya tidak bertahan lama. Bisa jadi karena terlalu besarnya investasi yang harus ditanamkan untuk merealisasikan dunia virtual ini, sehingga kehebohannya tidak bertahan lama.
Angin segar timbul ketika Facebook (kini Meta) menyebabkan proyek metaverse ini sebagai prioritas utamanya. Perubahan nama perusahaan menjadi Meta merupakan bagian dari planning besar Mark Zuckerberg untuk membawa dunia digital ke tingkatan yang lebih tinggi.
Lalu bahwasanya Metaverse itu apa?
Metaverse yakni sebuah konsep dunia virtual di mana seseorang mampu bikin dan menjelajah dengan pengguna internet yang lain dalam bentuk avatar dirinya sendiri.
Dirangkum dari akun Instagram resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika, orang-orang mampu melakukan pekerjaan , berjumpa , bermain dengan headset realitas virtual, kacamata augmented reality, atau perangkat lainnya. Namun, sebetulnya perumpamaan Metaverse ditulis oleh Neal Stephenson di novel Snow Crash pada 1992.
Siapa saja sih pemainnya?
Facebook sedang bereksperimen dengan rapat VR lewat aplikasi berjulukan Workplace dan aplikasi sosial Horizons yang keduanya beroperasi memakai metode visual avatar mereka.
Sementara Epic Games yang menciptakan Fortnite dikala ini sudah memajukan produknya, tidak hanya terbatas pada game online multiplayer. Fortnite juga sudah mulai mengadakan konser, sebut saja konser Ariana Grande, dalam dunia digitalnya.
Roblox, yang ialah platform untuk ribuan gamer saling terkait menjadi ekosistem yang lebih besar, juga berkolaborasi dengan produk Gucci untuk untuk peluncuran produk.
Ada lagi Unity, pengembang platform 3D, yang berinvestasi di ‘digital twins’. Ini merupakan replika digital dari dunia faktual.
Lalu ada Nvidia yang sedang mengembangkan dunianya sendiri berjulukan Omniverse, yang dsebut selaku platform untuk memadukan berbagai dunia virtual 3D.
Apa yang menggerakkan Metaverse?
Metaverse akan didorong oleh banyak sekali teknologi menyerupai infrastruktur cloud perangkat lunak platform aplikasi konten produksi pengguna dan perangkat keras.
Di metaverse pengguna dapat menikmati permainan mengakses banyak sekali jenis hiburan, berdagang, berteman, melaksanakan pengamatan dan bahkan mampu menempuh pendidikan.
Bagaimana caranya memasuki metaverse?
Pertama tentu kita mesti punya jaringan internet yang stabil. Pilih platform yang hendak dipakai dan mendaftar melalui platform tersebut. Pastikan mempunyai alat aksesori yang diperlukan ibarat kacamata VR mapun headset.
Setelah terdaftar kau bisa ikut beaktivitas menyerupai di dunia kasatmata. Setiap transaksi di metaverse memakai mata uang yang disebut criptocurrency. Platform Roblox dan Decentraland termasuk platform yang disarankan bagi pemula.
Apakah Metaverse sudah bisa diakses semua orang?
Jawabannya merupakan belum, metaverse sendiri belum siap untuk diakses atau diikuti oleh negara-negara yang belum dijangkau oleh metaverse sendiri.
“Harapan kami merupakan bahwa dalam dekade berikutnya, Metaverse akan meraih satu miliar orang, menampung ratusan miliar dolar jual beli digital, dan mendukung pekerjaan bagi jutaan pencipta dan pengembang,” tulis Pendiri Facebook Mark Zuckerberg, dikutip dari Fortune, Selasa (14/12/2021).
Begitu lah harapan dari pengembangan metaverse yang sedang dilaksanakan ketika ini. Mungkin 2 sampai 3 tahun kedepan kita akan merasakan transformasi ke dunia metaverse secara menyeluruhi. Tapi untuk waktu pastinya pun belum dimengerti, alasannya tergantung dari pertumbuhan yang dilaksanakan pada project besar tersebut. Kita cuma bisa menantikan kapan terjadinya hal tersebut.
Penggunaan Metaverse sendiri pun masih perlu waktu dan membutuhkan kemauan dari para pengguna sebelum visi bekerja di dunia Metaverse menjadi realita.
Maka dari itu Dunia Metaverse merupakan suatu wangsit perkembangan teknologi yang mau sangat memiliki kegunaan untuk kita di kala yang hendak tiba nantinya.
Tentunya kau sendiri ingin merasakan bagaimana metaverse itu sendiri bukan? Kalau begitu mari nantikan kehadiran metaverse yang mau menjadi ‘Dunia Baru’ untuk kita.